Pada suatu hari, adalah sebuah kerajaan besar di kaki gunung. Ratu mereka cantik, Raja mereka baik hati. Istana Raja adalah tempat teraman di negeri itu.
Saat itu, sang Ratu sedang memiliki seorang bayi yang jelita. Ia mengundang ke-7 penyihir di negeri itu untuk memberkati Sang Putri. Penyihir pertama memberikan kelembutan hati. Penyihir kedua memberikan kekuatan jiwa. Penyihir ketiga memberikan kebijaksanaan. Penyihir keempat memberikan kecantikan. Penyihir kelima memberikan kecerdasan. Penyihir keenam memberikan kepedulian. Penyihir ketujuh memberikan hati yang kuat.
Namun ternyata, ada penyihir ke-8 yang tidak diundang untuk memberkati Sang Putri. Ia memang seorang penyihir jahat yang suka menyakiti binatang. Maka dari itu sang Ratu enggan untuk mengundangnya.
Penyihir ke-8 itu memberikan kutukan kepada Sang Putri: "Ketika kamu berumur 17 tahun, kamu akan tertusuk ujung jarum pintal, dan kamu akan mati."
Penyihir yang tidak bertanggung jawab itu pun pergi begitu saja dari kerajaan itu dan tidak kembali lagi...
Penyihir ke-7 yang memberikan Sang Putri hati yang kuat pun kasihan melihat bayi kecil yang jelita itu. Mengapa ia begitu berharga, tetapi umurnya amat pendek?
Maka dari itu, Penyihir ke-7 memberkati si Putri: "Kamu tidak akan mati pada umur 17 tahun, tapi akan tidur selamanya.... Jangan takut, nak, suatu hari kamu akan terbangun oleh seorang Pangeran berkuda putih. Raja dan Ratu, dan seluruh staf istana, akan ikut tidur bersamamu."
Lalu pulanglah ketujuh penyihir itu, sambil mengucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada Raja dan Ratu.
Ketika Sang Putri berumur 16 tahun, seluruh jarum di seluruh kerajaan diperintahkan untuk dimusnahkan. Semua itu demi hanya untuk Sang Putri yang telah diberi kutukan jahat. Hanya satu alat pemintal yang tertinggal, itu pun letaknya di menara paling tinggi di Istana Raja.
Sang Putri tidak tahu sama sekali akan kutukan jahat yang ia derita, dan tidak tahu-menahu bahwa seluruh jarum di Kerajaan telah musnah kecuali satu. Kecuali yang terletak di menara paling tinggi di Istana Raja.
Dan di suatu pagi hari di ulang tahunnya yang ketujuh belas, Sang Putri terbangun terlalu pagi, dan memutuskan untuk jalan-jalan di dalam istana untuk menyegarkan pikiran.
Tanpa sadar, tahu-tahu dia sudah ada di menara paling tinggi di Istana Raja. Ia terpesona melihat matahari terbit dari atas menara.
Matahari menyinari seluruh ruangan di dalam menara itu dengan indahnya. Sang Putri pun berputar dan melihat di belakangnya ada jarum dan benang.
Selama ini Sang Putri hanya mengetahui bahwa jarum dan benang adalah alat-alat untuk membetulkan baju. Ia membacanya di dalam Buku Petunjuk Dasar-dasar Menjahit.
Sang Putri pun ingin mencoba menjahit, lalu ia mengambil jarum. Karena tidak hati-hati, tertusuklah ia...
Kutukan itu berhasil. Sang Putri langsung tertidur begitu darah pertama menetes dari jarinya. Segera setelah itu, seluruh orang yang ada di Istana Raja pun ikut tertidur.
Sang Putri dan seluruh istana tertidur nyenyak selama 66 tahun. Terbuai dalam mimpi-mimpi yang panjang. Tanpa sadar Istana Raja telah dililiti oleh tanaman-tanaman perdu yang menancapkan akar-akarnya di dalam tembok-tembok istana. Istana Raja hampir roboh.
Adalah seorang Pangeran berkuda putih yang sedang berkelana mencari kejayaan. Ia dikawal oleh sekelompok pemuda gagah berani yang siap mati untuk melindunginya.
Sekelompok pria itu sampai pada Istana Raja yang selama 66 tahun tertidur. Merasa heran karena ada sesuatu yang begitu megah namun begitu sunyi, sang Pangeran pun mencoba untuk memasuki istana itu.
Ketika ia sampai di sebuah bilik tangga, ia berkata kepada para penjaganya, "Tunggu lah di sini. Aku hendak naik."
Ia pun naik ke menara tertinggi di istana itu. Ia adalah pria yang tangguh, maka ia pun tidak kenal lelah dalam mendaki tangga. Dan sampailah ia di dalam menara itu.
Ia melihat Putri yang cantik jelita... Terbuai oleh kecantikannya saat sedang tidur, Pangeran pun tanpa sadar mengecup kening Sang Putri.
Pada saat yang bersamaan, terbangunlah Putri dan seluruh staf Istana Raja. Tanaman perdu yang mengikat istana itu serta merta melepas jeratnya kepada istana.
Istana Raja pun kembali bangun, aman dan nyaman. Pangeran dan Putri pun turun dari menara tertinggi itu, disambut tepuk tangan dan sorak-sorai Raja, Ratu, dan seluruh staf Istana Raja.
Dan akhirnya, mereka hidup bahagia selama-lamanya. :)
drac o dorm iens nun quam titilan dus
Good morning! :D