Rabu, 28 Desember 2011

Makko, The Publisher of Dreams

Belakangan ini gue bener-bener seneng banget ke Makko. Asik banget gila di sana. Apalagi elo yang suka komik barat maupun Jepang. Kudu, wajib hukumnya buat jalan2 ke Makko dan follow Twitter mereka, @MAKKO yang gak cuma ngasih update komik2 mereka, tapi juga ngasih seputar info menarik mengenai dunia komik. Ini gue mau bahas 2 komik favorit gue:

1. Rokki Comic

Komik ini ceritanya agak random. Gue tau komik ini dari majalah HAI. Dari HAI, gue http://www.rokkicomic.com/, terus dari situ gue tau MAKKO. Nah, random, kan? hehehe :p
Komik ini punya perpaduan antara Doraemon, Lupus, sama Raditya Dika yang bikin komik ini remaja banget. Seru banget meskipun ceritanya sehari-hari anak SMA. :)


Nah ini...
2. 5 Menit Sebelum Tayang (5MST)

Komik ini sesuai banget sama sukaan gue, dunia broadcasting. ceritanya ttg dunia penyiaran berita yang ternyata keras banget menn... Gue ngerasa sedikit ancang2 ngebaca komik ini sebelum ntar beneran terjun ke sana. *kalo jadi* *amin amin amin*

Itu baru 2, menn.. masih ada belasan komik lainnya yang juga asik dibaca. Baca "Raibarong" tuh kalo lo sukanya sama humor. Dijamin puas dan ketagihan baca2 komik Makko! haha

Karena cita rasa Indonesia, amat terasa dan akrab dengan kita di makko.co... :)

Gak asik kan klo kita mau2 aja didikte industri barat terus2an? Padahal mereka lagi anjlok lho. Nah, kayak mental pejuang-pejuang '45, ambil kesempatan selagi kosong! Bangkit sebelum mereka bangkit lagi! hahaha ;D

*ngomong apasih gue...*

V,
dia...Z

Rabu, 23 November 2011

Ngantuk!



Ngantuk. Suatu reaksi tubuh ketika mulai lelah dalam mengahadapi kegiatan sepanjang hari. Si tubuh mengeluarkan rekasi ngantuk itu untuk memberi alert "Woy, kamu udah capek woy. Tidur!!!"

Namun sayangnya, namanya juga manusia, pasti punya kerjaan yang lebih penting dari pada tidur kayak ng-blog, main game, browsing, download lagu, hang out, main voli, baca novel, dan itu semua lebih penting dari tidur. Amat penting saudara-saudara, amat penting!

Maka dari itu, banyak orang yang bela-belain minum kopi segentong cuma buat menghalau rasa kantuk mereka. Padahal, rasa kantuk itu tidak boleh ditahan-tahan. Tidur yang cukup adalah kunci dari kesehatan badan. Maka dari itu, tidur lebih penting dari pada ng-blog, main game, browsing, download lagu, hang out, main voli, dan baca novel. Amat penting saudara-saudara, amat penting.

*scroll up*
*menguap*

Selamat galau, dan selamat tidur.

V,
dia...Z

Minggu, 06 November 2011

6 November 2011

Dear, Diary... *jiaaahhhh

Ehem. Well, hello dizftrq. Lama tak jumpa. Lama banget ini blog gak saya update. Yahh, namanya juga udah kelas XII. Semua materi yang diajarkan di-compress menjadi "materi kejar-kejaran" yang hanya dijalani selama 1 semester supaya semester depan bisa fokus ke persiapan ujian-ujian kelulusan. Tiap kali materi selesai, besoknya ulangan. Dan gue yang di asrama ini juga jadi ngerasain yang namanya kelas malem. Gila-gilaan sumpah. Hidup juga menjadi semakin random dengan adanya Ujian Karya Tulis yang menyita waktu tenaga dan pikiran saya. Ujian Karya Tulis itu kayak ujian skripsi kecil-kecilan gitu. Horor sumpah. Gak tahu dah ntar hasilnya gimana, moga-moga aja baik. Amin...

Well, di Van Lith ini diz ngerasa hidup makin lama makin "asik". Soalnya udah gak punya beban moral lagi buat berkontribusi banyak buat sekolah. Yang diz pikirin sekarang ya cuma ujian-ujian-ujian, lulus-masuk PTN-kerja. Simpel banget hidup ini ya.

Gak sabar rasanya buat cepet-cepet jadi alumni Van Lith. Moga-moga bisa keterima di UI, kuliah kalo gak jurnalistik ya bahasa biar nanti impian saya untuk bisa jadi awak media tercapai. :)

Btw soal jurnalistik, diz sekarang punya blog baru: jurnalistikremaja.blogspot.com yang isinya artikel-artikel diz dari majalah sekolah, cerpen-cerpen, gitu deh. Kalo mau berkontribusi juga bisa lewat e-mail. Kirim aja artikel dan cerita-ceritamu biar bisa dibaca orang. Daripada nganggur gak diterbitin, ya gak? :q

Udah agh.Segini dulu aja. Mungkin diz lagi-lagi bakal nganggurin blog ini sampai Ujian Kaya Tulis selesai. *sigh Doain diz ya, moga-moga diz bisa lulus-masuk PTN-kerja.

V,
dia...Z

Selasa, 12 Juli 2011

Laporan OPP



Ini adalah laporan pertanggungjawaban OPP yang diz lakukan bulan Juni lalu. (yang gak mudeng baca postingan sebelumnya) Enjoy the reading! :"]

Laporan Orientasi Panggilan Profesi

OPP Solo: Penyiar Berita Televisi (TATV)
5-11 Juni 2011

Oleh: Stephanie Putri Diasti / XII A2

Laporan Catatan Harian

Hari Pertama: 5 Juni 2011

Hari itu akhirnya kami sampai di kota Solo. Kami sampai di Solo sekitar jam 10.00 pagi. Kami langsung disambut di kampus SMP PL Bintang Laut Surakarta oleh para orangtua murid, baik yang sudah alumni, maupun yang masih bersekolah di SMA PL Van Lith. Kami pun diberi briefing oleh para orangtua murid, bagaimana kami “bertahan hidup” di kota Solo. Banyak wejangan yang mereka berikan, yang berguna bagi kami, baik selama OPP maupun di kehidupan kami kelak.
Setelah itu kami diantar oleh orangtua murid ke rumah orangtua asuh kami masing-masing. Saya bersama Dipna segera diantar ke daerah Mojosongo. Kami berdua ternyata satu rumah, dan Ganang yang juga OPP di TATV tinggal di rumah orangtua murid. Kami tinggal di rumah Pak Sutarso. Beliau bukan orangtua murid, namun rumah beliau sering ditempati oleh anak-anak Van Lith yang OPP di Solo.
Hari itu kami hanya berdinamika dengan orang-orang rumah saja. Besoknya, hari Senin (6/6) baru lah kami ke TATV untuk mulai belajar. Kami mengetahui bahwa Bapak dan Ibu Sutarso mempunyai tiga orang anak. Mbak Ella, sudah menikah, sekarang mengajar di Semarang. Mas Akuh juga sudah kerja di Semarang, dan yang terakhir Mbak Magda, sudah menikah dan bekerja di Solo.
Keluarga Pak Sutarso sangat hangat dan menyenangkan. Mereka adalah orang-orang Katolik yang taat. Terlihat saat makan bersama, pasti mengawali dan mengakhiri dengan doa. Bahkan kami diajak untuk ikut memimpin doa, juga ikut doa bersama di lingkungan. Tentu kami ikut ajakan mereka. Tiap pulang dari TATV, kami segera mandi dan ikut kegiatan di lingkungan.

Hari Kedua: 6 Juni 2011

Hari ini kami mulai berangkat ke TATV. Kami mendapat instruksi untuk datang ke TATV jam 8 pagi. Maka kami sudah siap di TATV jam 8. Begitu datang ternyata kami diminta untuk menunggu. Pertama-tama kami ditemui oleh manajer dari TATV. Ternyata kami ditawari untuk mengikuti audisi Presenter di Solo Square, pada hari Sabtu (9/6). Karena hanya saya yang berniat untuk menjadi Presenter, maka saya yang akhirnya menyanggupi tawaran tersebut.
Beberapa selang waktu kemudian, kami bertemu dengan Manager HRD TATV. Kami dijelaskan kalau nanti kami akan dibimbing oleh salah satu produser bagian News. Beliau adalah Mas Widi. Kami juga diperkenalkan oleh asistennya yaitu Mbak Tika. Mereka menjelaskan kami bagaimana proses pencarian berita oleh wartawan, sampai akhirnya diterima oleh pemirsa di rumah.

Demikian bagan News Production di Televisi:


Diagram 1. Produksi Berita Televisi

Dari diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas-tugas presenter adalah sebagai berikut:
 Voice Over (merekam pembacaan berita untuk dijadikan latar video berita)
 Membacakan Lead berita untuk pemirsa.
 Melayani pemirsa kalau ada telepon interaktif.
 Mewawancarai ketika kedatangan narasumber.
 Membawakan acara berita dengan baik.


Saya juga diberitahu syarat-syarat untuk menjadi Presenter oleh Mas Widi dan Mbak Tika:
 Dapat membaca berita dalam intonasi yang tepat, dan tempo yang cepat.
 Mempunyai suara yang jernih dan bagus, juga tegas.
 Saat acara berita berlangsung dapat membawakan acara dengan senyum dan santai.
 Berpenampilan bersih, rapi, smart, dan menarik.

Pada hari itu juga saya mendapat kesempatan untuk ngobrol-ngobrol dengan Mas Henry, salah satu presenter TATV. Ia membawakan “Kabar Gasik”, semacam “Breaking News” yang ditayangkan setiap jam dari pukul 10.00-13.00. Ternyata dia baru satu bulan bekerja sebagai presenter di TATV, jadi ia mengaku masih baru dalam dunia pertelevisian. Namun, ia sudah lama menjadi announcer di radio, sehingga ia sudah terlatih untuk berbicara cepat dan jelas. Memang biasanya sebelum menjadi presenter televisi, kebanyakan para presenter berkarya dahulu di radio, barulah terjun ke televisi.
Saya bertanya kepadanya bagaimana cara membangun percaya diri untuk dapat tampil di televisi. Katana kita harus bisa menganggap kritik sebagai teman dan jadi masukan yang bagus untuk kita untuk menjadi lebih baik. Kita juga baiknya tampil apa adanya saja, penampilan tidak usah terlalu menor atau mewah, karena kalau kita punya talenta dan mau mengembangkannya, pasti kita bisa menjadi presenter yang baik.
Mas Henry juga mengajari saya untuk memperhatikan kata-kata inti pada kalimat. Karena pada kata-kata itulah, penekanan intonasi dan nada saat pembacaan berita dilakukan. Misalnya pada kalimat, “Banjir kanal datang dari Bogor Sabtu malam ke Jakarta.” Penenkanannya menjadi seperti ini, “BANJIR kanal datang dari BOGOR Sabtu malam ke JAKARTA.” Jadi bisa dibilang kalau kata-kata inti di sini maksudnya adalah kata-kata yang sekiranya menarik bagi pemirsa. Kata-kata penjelas yang akan membuat pemirsa mengerti akan berita yang disampaikan, meskipun pemirsa hanya mendengar sekilas-sekilas.

Hari Ketiga, 7 Juni 2011

Hari ini saya bertemu dengan presenter wanita, namanya Mbak Arin. Ia adalah presenter berita kriminal yang programnya dinamakan “Kecrek”, tayangnya setiap sore. Ia menjelaskan bagaimana sikap tubuh yang baik saat membacakan berita di depan kamera.
• Sikap tubuh harus tegak dan tegap saat di depan kamera. Tidak bungkuk agar tidak dianggap rendah diri, tidak terlalu tegap untuk agar tidak dianggap menantang.
• Saat membacakan berita sambil duduk, pundak bisa bebas bergerak-gerak untuk menggerakkan tangan, sehingga presenter dapat lebih ekspresif dalam menyampaikan berita.
• Saat membacakan berita sambil berdiri, yang bergerak cukup lengan bawah saja.
• Mimik wajah yang digunakan saat menyampaikan berita:
o Gembira/berita ringan: senyum
o Duka/berita bencana: mata sedih
o Serius/ berita yang tidak biasa (misalnya berita kembar siam): dahi berkerut-kerut
Lalu hari itu saya diajak Mas Widi untuk mencoba Voice Over. Dari hasil rekaman suara saya, Mas Widi berkomentar bahwa dengan lebih banyak berlatih, saya dapat membacakan berita dengan baik. Saya butuh latihan untuk menjaga nada suara untuk tetap datar, karena pada pembacaan berita tidak dibutuhkan suara dengan nada yang terlalu variatif.

Hari Keempat: 8 Juni 2011
Saya bertemu dan dimentori lagi oleh Mbak Arin hari ini. Saya diajaknya untuk VO dan siberi tips-tips agar pembacaan yang dihasilkan dapat bagus dan diterima pemirsa dengan baik. Sebetulnya cara membaca suatu berita itu berbeda-beda, tergantung jenis berita yang dibacakan. Berikut cara-cara membaca berita, dibedakan menurut jenis berita yang akan dibacakan.
 Straight News (berita serius): cepat, tegas, rata.
 Soft News (kabar baik/berita gembira): nada membaca boleh lebih bervariasi pada kata-kata yang butuh penekanan.
 Feature (humaniora): pembacaan boleh dilebih-lebihkan.
Mbak Arin juga memberikan penjelasan mengenai riasan yang dipakai presenter untuk tampil di TV. Make up yang digunakan memang tebal, berhubung lighting yang luar biasa di studio chromacy (studio dengan latar belakang hijau untuk di-edit sesuai keinginan). Kalau terlalu tipis, nanti di kamera tidak kelihatan. Baju yang digunakan juga yang rapid an aksesoris yang digunakan tidak usah terlalu mencolok.

Hari Kelima: 9 Juni 2011
Hari ini cukup istimewa, karena kami diajak untuk siaran secara off-air di Balai Kota Surakarta. Ternyata untuk siaran off-air seperti itu butuh bus yang memuat alat-alat pemancar untuk diterima studio TV. Sembari menunggu waktu siaran, saya sempat ngobrol-ngobrol dengan Mas Seno, presenter yang bertugas hari itu. Ia memberikan saya hal-hal yang dapat dijalani untuk membawakan acara berita off-air tanpa prompter.
1. Berusaha untuk tenang dan fokus sehingga bisa konsentrasi, meskipun suasana tidak setenang seperti biasanya di studio.
2. Wajib menatap kepada pemirsa (kamera) pada saat opening, closing, akhir Lead berita, dan pengantar sebelum jeda iklan.

Mas Seno juga mengajarkan susunan opening, closing dan teasing sebelum iklan:

 OPENING: [SALAM]/// [INTI ACARA]/// [NAMA PRESENTER]/// [NAMA ACARA]///
 CLOSING: [WAKTU SUDAH SELESAI]/// [UCAPAN TERIMA KASIH]/// [NAMA PRESENTER]/// [NAMA ACARA]///
 TEASING: [JUDUL BERITA SELANJUTNYA]/// [PENGANTAR IKLAN]///


Hari Keenam: 10 Juni 2011
Hari ini saya mengikuti Presenter Hunt yang waktu itu saya sanggupi. Saya ke Solo Square diantar oleh PAVALI Solo 18. Saya sudah berusaha sebisa saya, namun memang untuk riasan saya tidak mempersiapkan secara matang. Jadi saya tidak mendapat apa-apa dalam kompetisi tersebut. Namun saya mendapat pengalaman membacakan berita di depan kamera, langsung dan ditonton oleh banyak orang. Ternyata membutuhkan kepercayaan diri yang tinggi dan konsentrasi yang luar biasa.


Pertanyaan-pertanyaan Reflektif

1. Apakah saudara sudah menemukan panggilan hidup dari banyak pilihan untuk masa depan?

Ya, saya sudah menemukan panggilan hidup saya.

2. Bila sudah, bidang profesi apa yang menjadi panggilan hidup saudara?

Saya berencana untuk bekerja di bidang komunikasi, terutama dunia Broadcasting. Banyak pilihan pekerjaan di bidang tersebut, namun saya paling tertarik untuk menjadi Presenter Berita.

3. Bila belum, apa yang... (tidak perlu dijawab)

4. Apakah yang sudah saudara siapkan dan yang akan disiapkan untuk menjawab panggilan atau cita-cita saudara tersebut?

Saya sudah dua kali ikut lomba Presenter Berita. Meskipun belum pernah berhasil menjadi juara, namun saya bisa dibilang sudah punya bekal pengalaman dan pengetahuan. Saya juga konsisten dalam memilih bidang OPP yang dulu saya ikuti yaitu Presenter Berita. Saya merasa sudah cukup pengalaman itu untuk sekarang. Nanti saya akan kuliah Ilmu Komunikasi untuk memperdalam ilmu mengenai bidang ini dan akan banyak magang di berbagai stasiun televisi.

5. Hal-hal apa yang mendorong untuk menggeluti panggilan hidup yang saudara temukan tersebut?

Kecintaan saya terhadap media dan keinginan saya untuk mengedukasi masyarakat lewat informasi mendorong saya untuk menggeluti profesi sebagai awak media, khususnya Presenter Berita
6. Apakah panggilan hidup atau cita-cita saudara tersebut berguna bagi hidup masyarakat? Jelaskan jawaban saudara.

Cita-cita saya ini berguna bagi orang-orang yang membutuhkan informasi secara cepat mengenai isu-isu publik.

7. Apakah saudara menemukan informasi dan fakta yang menguatkan panggilan profesi saudara di masa yang akan datang, ataukah justru sebaliknya?

Saya diberitahu oleh orang TATV kalau modal suara saya sudah cukup bagus, tinggal mengembangkannya saja. Saya sebetulnya waktu lomba presenter di Jogja sempat masuk semifinal, namun karena bencana Merapi, saya terpaksa pulang ke Bekasi dan tidak dapat melanjutkan lomba tersebut. Pada dasarnya saya orangnya suka ngomong dan cukup berani untuk tampil di depan banyak orang. Saya yakin apabila saya berusaha, saya mampu untuk mencapai impian saya ini.

Kamis, 30 Juni 2011

Jatuh cinta itu...

Luar biasa rasanya. Sampe2 kita gak bisa tidur dibuatnya.

Tapi sakit banget. Buat cewek...

Cewek gak mungkin memulai. Mereka hanya bisa mengirim dan menangkap 'sinyal'.

Cewek adalah mangsa empuk bwt 'harapan terlalu tinggi'.

Sungguh, kalau ternyata itu bukan aku, aku akan benar2 terhempas ke bumi.

Hope you read this,

and know that I love you, little dear...

V,
dia...Z

Rabu, 08 Juni 2011

Orientasi Panggilan Profesi

Aloha! :"D

Sekarang diz lagi di Solo nih. Diz tinggal di SOLO selama 5-11 Juni ini dalam rangka menjalani Orientasi Panggilan Profesi. Salah satu acara Van Lith yang gak ada habisnya dan aneh-aneh. :"p

Anyway, Orientasi Panggilan Profesi yang biasa disingkat OPP ini gunanya supaya kami anak-anak Van Lith bisa mengerti bagaimana beradaptasi dengan lingkungan kerja tempat kami bakalan kerja. Misalnya temennya diz nih namanya Nandit, kan dia mau jadi novelis, nah, dia ditempatin sama sekolah di Bandung, buat ketemu sama seorang novelis dan ikut si novelis itu ke setiap kegiatan. Asik bener itu si Nandit. Ternyata novelis yang dia tumpangi itu temennya si Luna Torashyngu! Dan... nanti Nandit dijanjikan bakal ketemu si Luna Torashyngu! Asik banget! :"D

Oya, kata Nandit Luna Torashyngu emang beneran cowok lho. Diz udah denger-denger sih. Tapi diz rada gak percaya. Ternyata bener. Coba deh cek di
Facebook Luna Torashyngu. Di situ ada keterangan dia married ama cewek, profpic-nya foto anaknya tuh. Kata Nandit namanya Luna. :"D

Eh? Kalo diz sendiri?
Hehehe *ehem*, well, diz kan udah post di sini kalau diz pengen, ngebet banget buat jadi penyiar televisi. Jadinya diz ditempatin di TATV, salah satu TV lokal Solo. Di sini diz ditempatin sama 2 temen diz. Pertama si Ganang yang mau jadi Broadcaster, juga sama si Dipna yang mau jadi Wartawan TV. Tapi katanya sih si Dipna jadi tertarik sama artistik panggung tuhhh. *colek dipna*

Diz belajar banyaaaakkk banget. Mulai dari kerjaan presenter selain siaran, dan juga cara-cara jadi presenter yang baik. Makasih banget deh diz sama mbak2 dan mas2 di sana. Teruatama mbak2 dan mas2 presenternya yang cakeup-cakeuuuppp!! u,u hehehe

Sekian dulu, doain ya biar diz bisa jadi penyiar berita TV! :"D

V,
dia...Z

Kamis, 02 Juni 2011

Every Girls Want to Play

Want dolls, want ribbons.
Want notebook with fastest internet connection.
Want good books, pink portable speaker.
Want lovely mother, warm dad.
Want happy chicks, and friendly guys to be best friends.
Want a boy who make it all change.

That's all that I want.
What do you think, which are that I need?

Senin, 04 April 2011

Mulailah dengan Mimpi (Studi Banding Vlodz dengan Swaragama FM)

VLodZ crew mejeng nih. Hehehe.. ;"p







Vlodz Crew 6th Generation







DJ Vlodz + DJ Swaragama. :"D










(Sebelumnya diz mohon maaf kalo bahasanya formal banget, soalnya ini buat arsip sekolah. ^^)


Pada hari Kamis tanggal 10 Maret 2011 yang lalu, sepulang sekolah anak-anak anggota crew Vlodz segera naik bus carteran menuju Yogyakarta. Memang pada hari itu Van Lith mengadakan acara studi banding Jurnalistik Van Lith (JVL) dan Vlodz ke Kompas Jawa Tengah untuk JVL dan Swaragama FM untuk Vlodz. Tujuan acara ini supaya anak-anak yang tergabung dalam JVL dan Vlodz dapat mengetahui bagaimana mengelola majalah dan radio secara profesional.

Kebetulan saya sebagai penyiar (sebutan kerennya, DJ) Vlodz ikut studi banding ke Swaragama FM. Sebetulnya saya juga diberi kesempatan untuk ke Kompas Jawa Tengah, karena saya juga adalah seorang reporter Nimzo yang tergabung dalam JVL. Namun, saya lebih tertarik dengan dunia radio dibandingkan dengan dunia media cetak, maka saya ikut dengan crew Vlodz ke Swaragama FM.

Karena ada beberapa crew Vlodz yang merangkap JVL seperti saya, maka tidak semua anggota crew Vlodz ikut ke Swaragama, seperti Vania, Judith dan Norma, yang lebih tertarik untuk ke kantor Kompas Jawa Tengah. Saya tidak menyesali keputusan saya ini, karena ternyata kunjungan ke Swaragama FM ini menyenangkan sekali.

Sesampai di kantor Swaragama FM, kami dipersilahkan menempati suatu ruang pertemuan. Di sana kami diberi minum dan dibagikan majalah My Magz, gratis. Kemudian kami mengetahui bahwa My Magz merupakan majalah yang masih merupakan proyek sampingan dari Swaragama FM.

Selanjutnya kami tidak diberikan presentasi macam-macam. Kami pertama-tama dikenalkan oleh para narasumber. Narasumber kami yang pertama adalah seorang Manager Production Director Swaragama FM, kami memanggilnya Mas Boma. Ada juga Mbak Ayu, salah satu DJ Swaragam FM, lalu Mas Deka yang ternyata Editor in Chief majalah My Magz yang saat itu sedang kami pegang.

“Daripada kami menguliahi kalian bagaimana Swaragama, lebih baik langsung saja kita tanya jawab. Tanya apa aja boleh, kalau bisa kami pasti langsung jawab,” kata Mas Boma waktu itu. Maka kami langsung saja mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar Swaragama, dan pengelolaan radio.

Dari hasil tanya jawab itu kami mendapatkan wawasan bahwa suatu siaran yang baik harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Setiap selesai siaran, penting juga untuk evaluasi, agar ke depannya bisa menjadi lebih baik lagi. Perlu juga mempromosikan suatu acara dan mempersiapkan teknis acara itu dengan maksimal, supaya hasilnya maksimal pula. Untuk kebutuhan promosi itulah, My Magz dibuat oleh Swaragama, yang ternyata juga sering memuat profil penyiar dan ulasan program-program di Swaragama FM.

Lalu Medi, salah satu Music director Vlodz menanyakan lagu-lagu apa yang sekarang digandrungi orang banyak. Ternyata, lagu-lagu yang sering di-request oleh pendengar Swaragama FM 70% merupakan lagu-lagu Indonesia. Meskipun para narasumber kami berpendapat bahwa musik Indonesia masih butuh banyak perkembangan dan perbaikan, namun kenyataannya masyarakat lebih menyukai lagu-lagu Indonesia.

“Kalau selera pendengar kami memang seperti itu. Nah, permasalahannya apa pendengar kami sama seperti pendengar kalian? Tentu anak Van Lith selera musiknya mungkin beda, dong. Yang tahu ya kalian sendiri anak Van Lith. Maka kalian sebagai radio harus menjalin komunikasi yang baik dengan pendengar kalian. Acara request itu ya gunanya supaya kami tahu selera musik pendengar kami dan kami dapat membuat chart,” cerita Mbak Ayu sambil memberi saran. Narasumber kami juga memberi saran untuk menyesuaikan lagu dengan waktu siaran. Misalnya kalau pagi, putarlah lagu pembangkit semangat, atau yang slow untuk menambah kenyamanan suasana pagi.

“Kalau siang juga dianjurkan lagunya yang slow untuk menemani orang-orang yang sudah mulai kelelahan bekerja atau bersekolah dan kelaparan. Kalau kita ngasih lagu-lagu rock, bisa-bisa emosi mereka, channel kita diganti deh,” kata Mas Boma.

Saya juga sempat bertanya kepada Mbak Ayu, penyiar senior Swaragama. Saya waktu itu menanyakan bagaimana menjadi penyiar yang menarik dan disukai.

Mbak Ayu mengatakan bahwa menjadi penyiar itu sebaiknya santai, supaya pendengar tidak terbawa emosi oleh suara si Penyiar. Suara penyiar juga diusahakan untuk enak didengar. Penyiar juga membawakan acara harus sesuai dengan bahan siaran. Jangan pertamanya mebicarakan tempat makan, lalu melenceng menjadi membicarakan politik. Itu tidak baik dan pendengar akan bingung dibuatnya. Penyiar yang menarik itu juga biasanya penyiar-penyiar yang jago melucu, sehingga membuat suasana menjadi segar.

“Kalau kamu nyantai membawakan acara kamu, maka nanti kamu akan terbawa sendiri sampai bisa membawakan acara kamu dengan asyik dan nyambung sama para pendengar. Mungkin ada beberapa orang yang gak suka sama siaran kamu, tapi selama masih ada 2/3 dari para pendengar yang suka sama siaranmu, minimal bilang kalau siaran kamu bagus, itu udah oke kok. Santai saja, karena memang tidak semua orang, tidak semua konsumen bisa dipuaskan,” kata Mas Deka yang ternyata dulu juga salah satu DJ di Swaragama FM memberi saran dan nasihat.

Lucky sang Producer menanyakan sebetulnya apa saja yang bisa dijadikan bahan siaran. Para narasumber memberitahu kami kalau para pendengar senang apabila bisa dilibatkan dalam siaran. Maka kami dianjurkan membuat program-program yang bisa berinteraksi dengan para pendengar. Misalnya games, wawancara, request dan sebagainya.

Demikianlah kira-kira hasil tanya jawab kami dengan Swaragama FM. Interaktif dan mengasyikan, sehingga cukup lama juga kami bertanya jawab, sekitar satu jam. Setelah itu kami dibawa tur keliling Swaragama. Kami melihat sendiri proses pembuatan iklan radio, dan juga melihat acara Sunset Drive yang hari itu sedang berlangsung. Dalam acara itu, Rino dan Medi sempat berbicara on-air, disiarkan langsung oleh Swaragama. Ternyata, acara Sunset Drive yang dipandu Fania Zetira dan Teddy Muslich itu diulas dalam majalah My Magz yang saat itu sedang kami pegang. Kami juga sempat berfoto-foto dengan Fania Zetira dan Teddy Muslich.

Setelah berkeliling-keliling, kami kembali ke ruang pertemuan. Di ruang pertemuan kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak Swaragama yang telah bermurah hati mengizinkan kami belajar macam-macam dari mereka. Kami memberikan piagam Van Lith sebagai kenang-kenangan. Lalu, ternyata ada kejutan menyenangkan buat Vlodz. Kami diberi oleh Swaragama FM 10 keping CD album musik, beserta bocoran chart musik dalam dan luar negeri yang sungguh berguna buat referensi kami. Mereka memang luar biasa murah hati. Kami jadi ingin membawa Vlodz menjadi seperti Swaragama FM.

“Kalian kalau mau usaha pasti bisa. Swaragama juga awalnya radio kuliah mirip-mirip kalian kok. Swaragama bisa menjadi besar seperti ini juga awalnya sebuah mimpi. Memang sulit perizinannya segala macem buat mewujudkannya, tapi kalau kalian mau dan ada usaha, pasti kalian bisa. Nanti kami bantu dengan doa. Hehehe,” kata Mas Boma ketika Rino mengutarakan impian kami ini.

Setelah ber-sayonara, kami pun akhirnya kembali naik bus, pulang ke Muntilan. Sungguh, meskipun hanya beberapa jam, kami merasa sudah belajar banyak sekali dari Swaragama FM. Saya berharap semoga dengan wawasan kami yang bertambah ini dapat membuat kami semakin baik dalam menjalankan Vlodz. Memang masih sebuah mimpi untuk mewujudkan Vlodz menjadi sebanding dengan Swaragama FM, namun semoga mimpi yang baru dimulai ini dapat diwujudkan di kemudian hari. (Dee)


Apa kata mereka tentang Studi Banding Vlodz ke Swaragama FM?


Seneng banget karena sebetulnya sebagai producer radio, aku jarang dengerin radio, dulunya gak gitu ngerti tentang radio. Tahu-tahu dapet kesempatan kayak gini, dapet pengetahuan banyak tentang radio. Aku jadi berangan-angan buat ngebikin Vlodz jadi kayak mereka (Swaragama-red).
Lucky XIA2, Producer Vlodz

Acaranya lancar dan menyenangkan.
Carina X-5, Creative Team Vlodz

Bikin kita jadi lebih mengerti mau dikemanakan Vlodz ke depannya, orang lain jadi lebih mengerti Vlodz, komunikasi dengan pendengar jadi lebih terjalin.
Ronny Barus X-4, Executive Manager Vlodz





Sabtu, 26 Maret 2011

Retret Kesadaran dan Keterlibatan Sosial

Ini adalah salah satu kegiatan tahunan di Van Lith Muntilan Senior High School and Dormitory. Kegiatan yang disingkat RKKS ini membuat siswa-siswi Van Lith terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan yang dianggap remeh masyarakat. Misalnya pelayan, pemulung, buruh, kuli, dsb. Kami juga tinggal di rumah para pelayan/pemulung/ buruh/ kuli itu, jadi langsung merasakan bagaimana hidup sebagai mereka.


Err, biar jelas, RKKS bisa dibilang nama lain dari Live-In. ^^


Lanjut. Jadi, waktu itu diz diberitahu kalo diz ditempatkan di SOLO. Ya oloh, sumpah, saya gak punya sodara/siapa2 di solo, mampir juga gak pernah, cuma sekedar lewat juga enggak! Langsung deg2an ngebayangin nasib saya di sana. Tapi ya diz nyantai aja lah. Kalo dibawa pikiran ntar pusing sendiri.


Kami naik bus rame2 ke Solo. Sampai di Solo hari Minggu jam 11-an siang. Kami turun di terminal Tirtonadi, lalu dijemput mas2 PAVALI buat ke Wisma Mahasiswa Solo. (FYI: PAVALI singkatan dari Paguyuban Van Lith, isinya alumni2 Van Lith. Gak cuma sekedar buat kumpul kangen, tapi juga bergerak dalam bidang sosial. Misalnya nih usaha recovery daerah2 yang kena bencana merapi kemaren. Yang bikin posko merapi di sekolah dulu juga PAVALI, lho. PAVALI juga bantuin sekolah buat bikin acara kayak RKKS ini. Btw, saya udah gak sabar jadi PAVALI! Ayo dong Tuhan, cepetan lulus.... >,<)

Oya, kami juga ketemu sama Pak Baluk ama Sr. Ariati, Pendamping di Solo. Tiap kota emang ada satu Pendamping yang ngawasin. Kota2 tempat RKKS itu ada Magelang, Yogya, Semarang dan Solo. (FYI: guru2 di Van Lith disebut "Pendamping". Jadi kami belajar "didampingi" bukan "digurui". ;"p)


Terus di Wisma Mahasiswa kami istirahat, abis itu briefing. Ada 31 anak Van Lith yang live-in di Solo. Cewek2nya klo saya gak salah ada saya, Tala, Vero, Imel, Sari, Tika, Ridha, Wenita, Asih, Lisa, dan Bela. Cowok2nya saya lupa. Maklum, populasi cowok di Van Lith emang berlebih. Saya ingetnya cuma beberapa yang "bernasib sial" aja...


Contohnya Pedro. Waktu istirahat ada mas2 PAVALI nggeletakin kertas pembagian kerjaan gitu aja. Nah, si Pedro ini ngintip. Ternyata dia jadi penjual jamu keliling. Dia udah seneng tuh dapet kerjaan yang radha mending. Tapi pas briefing, ternyata kerjaannya diganti jadi Pemulung.


Jadi kawan, gak usahlah ngintip hal2 yang bukan hak anda.


Terus ada juga temenku si Chandra. Dia jadi penjaga malam di GOR nemenin satpan yang udah ada di sana. Nah, dia tuh udah dipesenin buat hati2, jangan ampe ngagetin bapaknya yang kayaknya punya penyakit jantung.


Bayangin waktu Chandra jaga malem2, terus "ada yang lewat", terus dia kaget, terus ngangetin bapaknya. Bisa berabe.


Untungnya, itu gak terjadi. ;"p


Dan saya?

Saya jadi pelayan warung makan. Ibu di tempat saya live-in baik banget dah sumpah. Saya jadi terharu.


Tapi ya.. ternyata capek juga bolak-balik beresin meja, nyuci piring segunung... @.@


Moga2 kerjaan kayak gini, suatu saat lebih dihargai kayak di negara2 lain yang ngehargain banget kerja tangan.


Oya temen2, klo makan di restoran, warung makan, maupun di rumah dihabisin ya makanannya. Saya sakit ati sendiri ngebuang makanan2 sisa. Sayang! Mari kita bersyukur masih bisa makan dengan menghargai dan menghabiskan makanan. Masih banyak sesama kita di luar sana yang mati kelaparan, yang musti ngais2 sampah cuma buat makan.


Keep smiling, keep praying, and thank the Lord!


V,

dia...Z

Minggu, 13 Februari 2011

How I Love Books

Diz sangat2 suka baca buku. Terutama novel.

Semua berawal waktu sekitar tahun 2003/2004, Harry Potter lagi booming-boomingnya. Dan sebagai hadiah... apa ya? Ultah atau natal diz udah lupa, pokonya diz dikasih buku HP #1 - HP #4.Wah gak kebayang senengnya. Tapi begitu buka2, ah males ah. Namanya juga masih kelas 3 SD, masih males gitu deh. Terus diz buka HP #1 Harry Potter dan Batu Bertuah diz buka2 di tengah2, bab tentang Quidditch.

Diz waktu itu minta papa beliin HarPot (dan akhirnya dikabulkan) karena diz tertarik waktu Quidditch dibahas di majalah Bobo (btw, Bobo apa kabar ya sekarang? Udah gak pernah baca jadi kangen.). Trus, karena baca dari tengah, gak ngerti, aku buka depannya, gak ngerti lagi, buka depannya lagi, terus begitu ampe buka halaman pertama, lalu bukunya saya baca dengan normal. Sejak saat itu, saya belajar bahwa baca novel sebaiknya dari halaman pertama saja, dan saya tidak pernah baca novel dari tengah lagi. (Plok plok plok)

Well, akhirnya saya menyelesaikan keempat buku itu dari kelas 3 sampai kelas 4 SD. Terus kelas 5 HP #5 keluar dan saya dibelikan. Kemudian... diz mengidap HP-addict.

Sumpah. Diz pernah kecanduan Harry Potter. Can't live a day without Harry potter dah. Tiap hari pulang sekolah bukannya makan siang & maen kayak anak2 kebanyakan , kerjaan saya baca HP. Makan baca HP, belajar diselingi baca HP, sebelum tidur baca HP, waktu HP #5 udah kelar, baca HP-HP sebelumnya. Wah sumpah, kalau inget waktu itu, kok bisa ya? Pikiranku cuma dipenuhi Harry Potter dan teman2nya.

Diz mengalami Harry Potter-addict ini ampe awal kelas 6 SD. Untung ortunya diz merhatiin kok prestasi diz turun, gak kayak dulu. Trus akhrinya diz gak dibolehin baca buku2 HarPot dulu. Buku2 HP yang diz punya diumpetin ama Bapak-Ibunya diz.Wah, guys, sumpah, waktu itu diz nangis. Rasanya sama kayak ditinggal pacar karena ortu gk ngebolehin.Padahal waktu itu diz udah nyoba2 pacaran, tapi rasanya lebih sakit daripada waktu diz putus sama pacar! (Ya iya lah, namanya juga pacaran anak SD, bego lu diz!) (oh iya ya...)

Ya begitulah. Meskipun demikian, ortu diz emang bijaksana banget (Love you mom! Love You dad!), kalo diz gak dilarang baca HarPot, mungkin diz dulu gak lulus SD. Diz dituntut buat belajar lebih keras, trus diz lulus SD deh. Bagus lagi, nilai2nya. Diz klo gak salah dapet ranking 8 seangkatan waktu itu. (Bangga nih, hehehe)

Diz dikenalin sama buku2 pengganti HarPot buat bacaan diz. Diz dikenalin ama mama karya2 Nh. Dini, kayak Sebuah Lorong di Kotaku, Padang Ilalang di Belakang Rumah, dan Langit dan Bumi Sahabat Kami. Trus buku2 Lima Sekawan & Malory Towers karangan Enid Blyton. Buku2 Kumpulan Cerpen Bobo juga suka diz baca. Semua buku-buku itu kisahnya jauh dari fantasi, karena ortu diz gak pengen diz berimajinasi berlebihan gitu deh.

Menginjak SMP, Bacaan diz meluas lagi jadi karangan2 Agatha Christie dan R. L. Stine (I love horror book but film, FYI), juga Karl May, Wennitou-nya diz suka. Teenlit2 gitu diz juga suka baca. Waktu Twilight booming diz juga ikut baca (dan akhirnya diz lebih suka Twilight daripada Harry Potter!). Lalu diz jadi sadar sendiri ada buku2 bagus lain selain Harry Potter. ^^

Diz selama itu gak pernah ngelupain Harry Potter. Diz masih inget sama alur ceritanya, beberapa detil2nya, dan masih suka sama ceritanya yang emang bagus. Waktu HP #6 & HP #7 keluar, diz waktu itu cuma bisa manyun soalnya belum boleh baca ama ortu. Tapi diz nurut aja. Sampe akhirnya diz masuk Van Lith School and Dorm ini.

DI perpus van lith ada buku HP #6 & HP #7. Waktu masuk perpus pertama kali kelas X, diz masih takut buat lanjutin baca Harry Potter. Diz minjem buku2 bacaan lainnya kayak Narnia dan Teenlit2. Trus diz bosen karena udah baca semua teenlit di perpus (lebay mode on), akhirnya diz ngelirik buku harry Potter. CLBK ceritanya.

Trus akhirnya diz minjem Harry Potter #6 dan #7.
Diz baca.

Dan Ternyata, meskipun dulu pernah kena HP-addict, hal itu gak kambuh lagi! Yey! Sekarang ng-fans biasa aja... :"D

yah begitulah, sekarang diz juga udah kelar baca The Host-nya Stephenie Meyer (bagus banget, mengaduk-aduk emosi). Diz juga masih suka teenlit2. Sekarang diz lagi seneng2nya baca karangan Dan Brown. Diz pernah gak tidur semalam suntuk gara2 keasyikan baca Digital Fortress! Dan Brown tuh seru, teka-teki dan wawasan di dalam bukunya unik dan gak biasa. tapi diz gak begitu seneng sama The Da Vinci Code. Kesannya buku itu ngejek Yesus Kristus Tuhannya diz, dan Katolik agamanya diz. :"(
Tapi gpp, itu kan karya orang, harus dihormati juga. Yang penting diz percaya apa yang diz percaya.

Keep reading, guys! :")

"You are what you read!" -Cresentiana Widi Astuti

V,
dia...Z

N.B.: Btw, buku2 Harry Potternya diz kemana ya? Masih 'diumpetin' (baca: disita) sama Mami-Papi. Apa kabar mereka ya?

Minggu, 16 Januari 2011

Kepada Seluruh Pamong Asrama

Terima kasih atas segala perhatian kalian. Terima kasih karena mata jeli kalian tidak pernah luput memperhatikan kami. Baik memperhatikan masalah-masalah kami maupun pelanggaran-pelanggaran kami.

Tapi kenapa, sih? Terkadang kalian mengambil keputusan semena-mena, tanpa memperhatikan keinginan atau kebutuhan kami. Kenapa kalian seperti berusaha mengambil kebebasan dan kebahagiaan kami yang cuma sedikit? Kenapa tidak mengikutkan kami dalam musyawarah kalian?

Ayolah, Bruder, Suster, negara ini negara demokrasi.

Minggu, 09 Januari 2011

Everything's Made To Be Broken

Alat-alat akan rusak.
Gedung-gedung akan runtuh.
Manusia akan mati.
Setiap hati akan patah.
Dan setiap cinta akan punah.

Benarkah?

Adakah konsep "jodoh", "cinta sejati", "cinta abadi", "cinta tak berkesudahan", dan sebagainya, sebenarnya?

Ahh, mungkin itu cinta Tuhan kepada umatNya, atau cinta ibu kepada anaknya, atau cinta ayah kepada anaknya, atau cinta ibu saya kepada ayah saya, atau cinta ayah saya kepada ibu saya.

Entah bagaimana caranya mendapatkan cinta seperti itu.
Ada yang bisa memberitahu saya?
Mumpung saya masih muda.