Minggu, 31 Mei 2009

What's wrong with The Master 3rd Season?

Diz merasa, cuma ada satu Master di The Master Season 3 ini: Pak Sutarno, The Master of Traditional Magic.

Gak tau kenapa, diz ngerasa kurang sreg aja sama kandidat-kandidat The Master Season 3 yang lain. Rasanya belum ada yang karakternya kuat seperti Limbad dan Master Joe. Apalagi masih ada yang ngomongnya terbata-bata. Master Joe udah biasa jadi MC, jadi public speaking-nya udah bagus. Kalau kandidat-kandidat yang lain, rasanya musti kursus kilat komunikasi dulu deh...

Mungkin Avatar Magician dan Bayu Gendeng sudah bisa dipertimbangkan. Kalau cewek satu-satunya, yang alirannya fast hand juga, terlalu meniru Rhomedal. Apalagi yang Duo Magician itu juga rada membingungkan mereka itu alirannya apa.

Hhhh... (-.-)

Ya udah lah, kita nikmati aja. Lagian kemarin itu kan hanya sekilas-sekilas buat pengenalan karakter, mungkin Minggu depan udah mulai bisa dilihat kemampuan mereka yang sesungguhnya.

Kenapa ya, kok kandidat-kandidat The Master Season 3 mengalami degradasi kualitas kayak gini? Mungkin lantaran terlalu cepat dan terburu-buru untuk diadakan. Jadi, yang mau ikut audisi belum melakukan persiapan yang matang buat maju ke panggung The Master. Menurut diz sih, mending The Master Season 3 ini diadakan setahun setelah penobatan Master Joe. Yang diz takutin ntar kejadiannya sama kayak Indonesian Idol. Terlalu banyak pemain, diadakannya terlalu sering, penonton bosen, acara diberhentikan, gak bisa liat Master Deddy, Master Romy dan Master Joe lagi, dunk....

Semoga gak terjadi, Amin....

Tapi sepertinya tidak apa-apa lah, toh ratingnya juga bagus. Kita doakan supaya dapet Panasonic Awards 2009, Reality Show Terbaik. Amin lagi.... :”)

The Master Season 3... meskipun rada mengecewakan diz kayak gini tapi diz terkesan sama Duel All Star kemarin. Salah, ralat: diz cuma terkesan sama penampilan Masters of Magic, Deddy, Romy, Joe, dan Pak Tarno. Deddy seperti biasa, selalu keren tiap penampilan pamernya. Joe, pura-pura salah perhitungan bikin diz gemes... tapi bagus banget lho itu, gak ngebosenin dan mengundang applause. Romy keren banget. Sugestinya bisa sampai ke diz sehingga, sebelum buku gambar itu dibalik, diz udah bisa nebak kalau sugestinya itu TIDUR. Mungkin ada juga yang kena sugesti Master Romy jadinya bisa nebak?

Pak Tarno, OMG.... (Speechless...)

Satu-satunya magician yang bikin suasana jadi mengharu-biru sampai Master Joe terkenang akan masa lalunya dan menangis.... Memang sih, diz pernah baca di suatu majalah tentang masa kecil Master Joe. Memang Master Joe mengalami masa kecil yang kurang bahagia. Ayah beliau meninggal sewaktu Master Joe masih umur 4 tahun, ibunya punya penyakit jantung dan hanya bekerja sebagai tukang jahit. Master Joe, ibunya dan adik laki-lakinya menggantungkan hidup hanya dengan pesanan jahitan yang diterima ibu Master Joe. Pernah saking sepinya pesanan jahitan, mereka makan dengan lauk sebutir telur dibagi tiga.... Miris banget yah... :”(

Waktu Master Joe cerita, karena Papanya tidak mempunyai uang untuk membelikan mainan, Master Joe diajak ke pasar buat nonton sulapan... rasanya diz juga pengen ikutan nangis.... (T.T)

“Kami berangkat dari keadaan ekonomi yang... yah bukan nol. Tapi minus,” kata Master Joe. Huuakk!!! Those words stabbed my heart so deep....

Setiap orang sepertinya punya kenangan masing-masing tentang pesulap tradisional seperti Pak Tarno. Master Romy juga cerita, setelah Sholat Jumat, ia suka menonton sulap seperti itu. Diz juga dulu waktu kecil juga pernah menonton sulapan di lapangan di depan rumah diz. Pesulap itu main permainan-permainan klasik. Kelinci, burung-burung, ngeluarin permen yang dijual seratusan. Sekarang sudah gak tau kemana pesulap itu. Seingat diz pesulap itu juga sudah tua. Mungkin sekarang sudah meninggal....

Sepertinya dunia seni misteri Indonesia makin berkembang aja ya, setelah mandek di tahun 2005-2008. Makin asyik ditonton. Moga-moga ‘wabah’ magic di Indonesia menjamur sampai Negara tetangga, sehingga kita paling enggak bisa jadi pionir. Gak cuma terus-terusan membebek.

Hope the best for magic world in Indonesia!

V,

dia...Z

Minggu, 17 Mei 2009

Indonesia Movie Awards 2009

Daftar Penerima Penghargaan Indonesia Movie Awards 2009
Film Terfavorit : Laskar Pelangi
Original Soundtrack Terfavorit : Laskar Pelangi—Nidji
Aktor Terbaik : Ikranegara—Laskar Pelangi
Aktris Terbaik : Cut Mini—Laskar Pelangi
Aktor Terfavorit : Sophan Sophian—L.O.V.E.
Aktris Terfavorit : Revalina S. Temat—Perempuan Berkalung Sorban
Aktor Pendatang Baru Terbaik : Judika—Si Jago Merah
Aktris Pendatang Baru Terbaik : Laura Basuki—Gara-gara Bola
Aktor Pendatang Baru Terfavorit : Zulfani—Laskar Pelangi
Aktris Pendatang Baru Terfavorit : Laura Basuki—Gara-gara Bola
Bagaimana pendapat anda tentang hasil IMA 2009 kemarin? Kalau diz sih, puas banget.... Gak salah milih emang para juri kali ini. Tapi, jujur, diz lebih seneng kalau Sharon Jessica jadi Aktris Pendatang Baru Terfavorit. Sebagai pemain baru yang langsung jadi pemeran utama, diz liat, aktingnya dia cukup natural.
Lagi-lagi, diz kurang banyak ngirim vote sms.... hhh... (-.-)
Ya udah lah... lagian kak Laura Basuki juga keren dan cantik.
Diz juga bener-bener terpana sama kesuksesannya Laskar Pelangi. Lima kategori dibabat semua, w-o-w! Diz emang udah mikir kalau Film dan OST terfavorit pasti Laskar Pelangi. Nyaris gak ada yang ngalahin!
Dan “pembacaan” nominator OST terfavorit bener-bener keren.... Bukan pembacaan itu namanya. “Penyanyian” baru bener kali, ya...
Diz juga suka ama speech nya Judika, yg dianugerahi Aktor Pendatang Baru Terbaik. Judika mengapresiasi sekali jasa para pemadam kebakaran Indonesia setelah bermain di film Si Jago Merah. Aktingnya Judika memang keren, meskipun dia pernah berkata kalau dia gugup dan gak percaya diri di depan kamera.
Moga-moga tahun ini ada lagi sebuah film yang sefantastis Laskar Pelangi. Amin....
V,
dia...Z

Sabtu, 02 Mei 2009

Ajaran-ajaran Moral dari Acara The Master RCTI

Setelah sekitar 2 bulan tiap malam Jumat diz pantengin The Master, diz nyadar kalau acara talent finder terfavorit ini gak cuma menampilkan macem-macem magician dari macem-macem aliran seperti mentalis, hipnotis, deteksi, telepati, escaping, fakir, fast hand, dikumpulin jadi satu dan diadu dengan vote sms. No, I think it’s deeper than that. Banyak ajaran moral yang diz petik dari acara The Master. Dan ajaran moral ini ingin diz publikasikan, karena bagus banget kalau diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

*Ajaran Moral Pertama: Rendah Hati.

Nyadar gak sih kalau penampil-penampil yang dikomentari Master Romy sebagai “so what magic”, mereka kelihatan agak sombong. Keliatan banget dari muka mereka nunjukin, “Wee… gue bisa. Lu enggak.” Yah wajar sih ya, soalnya mereka emang bisa melakukan hal-hal di luar kemampuan manusia biasa. Tapi kalau diz bilang, mending mereka sebisa mungkin terlihat tidak terlalu berpuas diri dengan apa yang telah mereka lakukan, dan menyampaikan alasan yang masuk akal mengapa mereka menampilkan hal itu. Contohnya kayak waktu kak Joe Sandy main angka. Alasan yang dia sampaikan jelas, yaitu membuktikan bahwa kekuatan pikiran kita bisa menghasilkan sesuatu yang amat besar dan mengajak kita untuk tetap belajar dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Tuh, mulia banget, kan? Apalagi waktu itu muka-muka sombong sama sekali gak terpancar dari wajah kak Joe. Sikap rendah hati ini lah yang ikut mengantar beliau menjadi kandidat The Master. Kereennn, patut dicontoh.

*Ajaran Moral Kedua: Preparation, Preparation, Preparation

Penting Banget! Bukan cuma buat para penampil di The Master, tapi menurut diz juga buat seluruh bidang kehidupan perlu persiapan yang mateng. Supaya hasilnya jadi maksimal, dan gak kejauhan melencengnya dari apa yang udah diharapkan.

*Ajaran Moral Ketiga: Fokus

Gak, ini bukan ngomongin kak Joe yang kemarin emang udah fokus dan keren banget konsentrasinya untuk menyelesaikan TTS dan puzzle. Diz pengen ngomongin tentang penonton yang dimintai tolong oleh para penampil untuk ikut bermain. Banyak banget kan kejadian karena penontonnya gak fokus ngedengerin petunjuk-petunjuk dari penampil, permainannya jadi sedikit messy, berantakan. Nah, makanya kita perlu fokus dengan segala hal yang sedang kita kerjakan--entah itu sekedar mendengarkan sebuah petunjuk, menolong seseorang, menampilkan sesuatu--supaya kita gak dicela orang lain karena hasil kita yang berantakan akibat dari ketidakfokusan kita itu.

Kayaknya masih banyak, ya? Tapi ketiga hal di atas kayaknya udah cukup mewakili sebagian besar ajaran moral lainnya dari acara The Master. Emang nih acara keren banget. Musti dapet Panasonic Awards tahun depan! Setuju??!!! ^^

V,

dia…Z